Review | Did I Mention I Miss You? - Estelle Maskame #3

Konten [Tampil]
Review Did I Mention I Miss You? - Estelle Maskame #3

#DimilySeries 3
Judul Buku : Did I Mention I Miss You
Penulis : Estelle Maskame
Pengalih Bahas : Dina Begum
Penyunting : Shara Yosevina
Ilustrasi Cover : Bella Ansori
Desain : Yanyan Wijaya
Penata Letak : Veranita
Terbit : 2018
Tebal Buku : viii + 416
ISBN : 978-602-455-590-0

Blurb 


Setahun berlalu sejak Eden terakhir bertemu Tyler. Dia masih marah karena Tyler tiba-tiba pergi, meninggalkannya seorang diri untuk menghadapi akibat dari pertengkaran hebat di antara keluarga mereka. Akan tetapi, Eden berusaha melanjutkan hidupnya dan kuliah di Chicago.

Ketika libur musim panas, Eden pulang ke Santa Monica. Namun, bukan hanya dia yang memutuskan untuk kembali.

Eden ragu untuk member Tyler kesempatan kedua. Ke mana saja dia pergi selama setahun? Apakah Eden sudah berhasil melupakan kakak tirinya itu? Bisakah keduanya menyelsaikan masalah dengan orangtua mereka serta hubungan mereka sendiri?

Kilas Balik Cerita Did I Mention I Miss You

Kemunculan Tyler setelah setahun menghilang tanpa kabar sama sekali tentu saja sangat mengejutkan bagi Eden. Percikan cinta yang dulunya sangat di sukai Eden kini menghilang di gantikan dengan rasa benci yang tak terelakkan kepada Tyler.


Tyler yang tidak tahu-menahu malah dibuat bingung dengan keadaan keluarganya terutama pada Eden yang membuatnya terkejut dengan reaksi saat melihat dirinya muncul.

Kemunculan Tyler tanpa ada rasa bersalah sedikitpun semakin membuat Eden berang. Di lain pihak, sang ibu malah membela bahkan memuji keberanian Tyler untuk kembali. Berbanding terbalik dengan sifat pengecut ayahnya Eden yang menghilang dan tak pernah kembali lagi.

Melihat suasana keluarganya semakin berantakan dan tak terkendali, Ella (ibunya Tyler) berinisiatif untuk mengajak mereka sekeluarga termasuk Eden dan Tyler untuk berlibur di akhir pekan di Sacramento. Namun apa yang di harapkan Ella untuk keluarganya, tidak terkabul. Keadaan semakin kacau, di tambah dengan sifat keras kepalanya David (suami sekaligus ayahnya Eden)  yang tidak mau mengalah dan semakin mengibarkan bendera perang terhadap kelakuan anak tiri dan anak kandungnya.

Di tengah kondisi keluarga yang kacau, Eden malah dikejutkan dengan ajakan Tyler untuk ikut bersamanya ke Portland selama sisa liburan musim panasnya sebelum kembali ke Chicago. Kota yang tidak pernah terbayangkan oleh Eden menjadi tujuan selama ini Tyler menghilang. Karena di kota itu banyak kenangan manis sekaligus pahit yang ingin di lupakan Eden dari pikirannya.

Namun, apa yang di lakukan Tyler di Portland? Bisakah Eden menerima alasan dan memaafkan Tyler selama ia menghilang setahun ini? Dan bagaimana dengan ayah mereka yang sangat membenci keduanya?

Review Did I Mention I Miss You - Estelle Maskame


Dibuku ketiga ini, semua masalah dan konflik yang terjadi sebelumnya di buku kedua dan buku pertama diselesaikan dengan baik dan terasa masuk akal sampai aku berpikir “aahh iya juga, memang seharusnya seperti itu”. Karena semua masalah tidak akan terselesaikan dengan baik jika di padu-padankan dengan emosi dan sifat keras kepala. Dan #dimilyseries3 membuktikannya dengan baik dan semuanya terasa nyata.

Alur cerita di buku ketiga ini menggunakan sudut pandang orang ketiga dari setiap tokoh-tokohnya. jadi kita sebagai pembaca bisa mengerti seperti apa isi pikiran tiap tokohnya terutama saat Tyler menghilang dan kegiatan apa saja yang di lakukannya selama di Portland, kenapa ia memilih tidak menghubungi Eden. Dan juga dari sisi Eden, aku bisa maklum dengan kebenciannya terhadap Tyler selama setahun ia menghilang. Siapa coba yang nggak marah, di saat hubungan terlarang keduanya sudah mencuat ke permukaan, tiba-tiba salah satu pihak malah melarikan diri dan meninggalkan masalah untuknya sendiri yang seharusnya di hadapi berdua. 

Di seri ketiga ini pun, aku jadi lebih memahami sisi dari Tyler. Yang awalnya si berandal yang menyebalkan dan si pengacau yang di mana-mana tanpa bisa tidak berbuat ulah mejadi seseorang yang positif yang lebih baik. Perkembangan karakternya sangat bagus. Dan aku suka cara penulis mendeskripsikan sosok Tyler ini yang semakin hari semakin baik dengan perkembangan alurnya yang pas. Cara pemikirannya yang dewasa, walaupun di anggap sebelah mata dan tidak meyakinkan dengan karakter kerasnya ‘dulu’ tidak membuat Tyler menyerah dan malah ia semakin bangkit dan membuktikan kalau dia bisa menjadi seseorang yang berguna bagi orang lain. Dan itu terbukti. (aiihh aku semakin dibuat jatuh cinta sama kakrakternya Tyler di buku ketiga ini. Dimulai dari cara berpikirnya, cara ia memandang masa depannya, yaa ampuun bikin meleleh dan terpesona sekaligus #cihuyyyyy, wkwkwk)

Untuk karakternya Eden, aku baru ngeh, kalau si Eden ini dari awal di buku pertama dia sebenarnya sudah baik banget hatinya. Dan semakin terlihat jelas di buku ketiga ini. Di mana Eden ini sosok yang selalu melihat sesuatu itu atau perilaku seseorang itu melalui pemikiran yang postif. Tidak menjudge seseorang karena kelakuannya yang terlihat buruk. Justru Eden melihat itu semua dari sisi yang berbeda. Seperti Eden yang pertama kali melihat kelakuannya Tyler. Aihhh Eden ini memang sosok bidadari versi dunia kali yaa, hahahah..

Dari buku pertama, kedua dan ketiga, rasa suka aku sama dimily series ini semakin bagus. Dan aku suka itu. Dari mulai perkembangan karakter, alur ceritanya, penyelesaian konfliknya, semua rasa penasaran dan tanda-tanya yang muncul dari buku pertama terjawab sudah – tuntas – semuanya. And i like it.

Selain alur cerita yang kompleks, #dimilyseries ini punya banyak pesan-pesan kehidupan yang bagus untuk kita ambil dan kita jadikan pedoman dalam kehidupan kita loh. Salah satunya tentang keluarga. Komunikasi antar keluarga itu sangat penting, agar nantinya tidak terjadinya kesalahpahaman atau canggung dan rasa kasih sayang yang akan berkurang. Karena melalui komunikasi juga bisa timbul adanya rasa kasih sayang yang diberikan dan juga perhatian satu sama lain.

Dan juga, deskripsi setiap kota yang menjadi setting di #dimilyseries ini sangat detail, membuat kita pembaca semakin menarik. Karena penggambaran tempat-tempatnya memang nyata adanya. Aku sampai google karena penasaran. Berawal dari buku pertamanya, seperti salah satunya Hollywood sign, tempat yang memang benar-benar ada dan nyata. Dan semua tempat yang menjadi setting di novel ini nyata semuanya. Dan penulis berhasil menarik aku ke tempat-tempat yang ada di Portland, seakan aku sedang menyaksikan kebersamaan dengan tiap tokohnya.

Untuk ending-nya, aku merasa puas dan lega dengan semua akhir penyelesaian dengan alur proses yang menakjubkan. Semuanya nggak tertebak sama sekali. Di luar dugaan. Pokoknya the best.

Overall, aku sangat-sangat merekomendasikan buku ketiga ini bagi yang sudah baca dua seri sebelumnya. Karena di akhir buku ini kalian akan menemukan sebuah pemandangan positif yang bisa membuka mata hati kita untuk menjadi seseorang yang lebih baik lagi. 

R A T I N G 4.5 🌟

Related Posts

Post a Comment