Book Review + Giveaway Asrama - Muhammad Fatrim

3 comments
Konten [Tampil]

Judul Buku : Asrama (My-Lit)
Penulis : Muhammad Fatrim
Penerjemah : Shahida Harun
Penyunting : Cerberus404
Penyelaras Aksara : Seplia
Desainer Sampul : Pola
Piñata Sampul : @fadiaaaa_
Cetakan Pertama, September 2017
Tebal Buku : 296 hlm ISBN : 978-602-6383-27-3

BLURB :

Kalau manusia masih bisa kita lawan, tapi kalau yang ‘lain’ susah

Dahlia punya ide cemerlang untuk pindah sekolah dari desa ke sebuah asrama putri. Namun, asrama itu ternyata dikuasai oleh geng-geng yang sangat kejam dan semena-mena. Baru saja datang, loker Dahlia sudah dimasuki barang-barang aneh, bahkan tindakan mereka semakin menjadi-jadi setiap harinya.

Bertekad membalas dendam, Dahlian dan teman-teman sekamarnya pun bermain-main dengan permainan terlarang. Hanya saja, siapa yang bisa menjamin permainan itu tidak akan balik menyerang mereka?

Belum lagi, asrama itu sepertinya menyimpan sebuah rahasia. Rahasia yang bisa membuat nyawa mereka melayang.

 Kilas Balik Asrama

Dihari pertama kepindahan Dahlia ke sekolah berasrama putri, Dahlia menemukan hal yang aneh dan menjijikkan di dalam lokernya. Yang ternyata oleh teman sekamarnya – Lena, May dan Farah – mengatakan bahwa di asrama mereka terdapat tiga kelompok geng terkenal yang selalu menindas kelompok yang dibawah.

“Queen merupakan kelompok tertinggi di asrama ini. Mereka terdiri dari pelajar tingkat 6. Princess tingkat kedua yang terdiri dari pelajar tingkat 5. Sedangkan Slave semua yang ada di bawah Queen.” (hal. 22)

Melihat kelakuan Queen yang semakin menjadi-jadi membuat Dahlia semakin dendam dengan semua perlakuan mereka. Hingga suatu hari disaat Dahlia sedang membersihkan lokernya Dahlia menemukan secarik kertas yang berwarna kuning dengan isi tulisannya “Spirit of The Coin – semua yang diinginkan akan tercapai” (sejenis pemanggilan Jelangkung).

“Kurasa kita perlu bantuan gaib untuk menyingkirkan geng Queen itu.” (hal. 35)

Dengan tekad untuk membalas dendam atas perlakuan semena-mena geng Queen, Dahlia mengajak teman sekamarnya untuk bermain Spirit of The Coin dengan tujuan agar bisa menyingkirkan geng Queen. Dan tentu saja permainan itu harus diimbangi dengan satu syarat yang harus dipenuhi Dahlia yaitu dengan menyiapkan darah segar sebagai tumbal.

Keesokannya, setelah permainan Spirit of The Coin tersebut, satu-satu dari anggota geng Queen selalu mendapat gangguan dari makhluk yang tak kasat mata. Dimulai dari suara-suara yang ada di bilik kamar mandi, pergerakan-pergerakan di kamar, suara-suara orang berbicara bahkan asrama mereka yang sebelumnya sudah seram jadi semakin bertambah seram apalagi dengan kehadiran satu pohon Ara besar di belakang asrama putri yang diyakini turun temurun terdapat penghuninya.

Spirit of the Coin, kami memanggil dari kegelapan, datangmu tak diundang,pulangmu tak diantar…. Datanglah….,” (hal. 37)

Tidak hanya geng Queen saja, bahkan Dahlia pun kerap kali mendengar suara orang yang sedang berbicara di dalam kamarnya sendiri, seperti orang yang sedang berbincang-bincang. Yang anehnya teman-teman sekamar Dahlia tidak ada yang mendengar seakan mereka sudah terbiasa dengan suara-suara itu dan mereka pernah mengingatkan Dahlia untuk tidak mempedulikan suara-suara yang didengarnya itu. Dan lagi semua gangguan itu didukung dengan asrama yang Dahlia tinggali selama ini mempunyai cerita mistisnya sendiri yang sangat mengejutkan dan sulit untuk dipercaya terutama bagi Dahlia sendiri.

Novel Asrama - Muhammad Fatrim


Pernahkah kalian mendengar isu-isu atau kabar dari sebuah sekolah yang berasrama dan berpenghuni?
Aku pernah. Karena aku juga salah satu dari sekian siswa yang pernah menetap di asrama selama 6 tahun lamanya #infonggakpenting. Dan setelah membaca novel Asrama ini aku  paham bagaimana suasana horror yang tercipta bisa memicu ketakutan dan kengerian tersendiri bagi siswanya, ditambah lagi terdapat satu pohon besar yang tidak bisa ditebang dengan isu-isu miring tentang pohon tersebut. Belum lagi dengan kondisi asrama yang sangat memprihatinkan semakin menambah kesan horror-nya saja.

Asrama adalah novel My-lit pertama yang aku baca sekaligus cerita horror pertama dari luar Indonesia yang aku baca. Untuk kesan horror-nya aku sangat terkesan dengan cara penulis menggambarkan situasi-situasi yang mencekam di saat malam dengan suara-suara yang muncul di saat keheningan malam. Feel horror-nya dapat banget- keren sekaligus menegangkan disaat yang bersamaan. Ntah karena aku baca buku ini di situasi yang sangat mendukung di keheningan malam dengan kondisi rumah yang sepi (orang rumah pada pergi – aku sendirian ditinggal), aku pun jadi semakin was-was dengan suara jangkrik-jangkrik malam yang mendukung. Bagi yang cinta banget sama cerita horror, buku Asrama ini WAJIB BACA!

Baca juga :
Walaupun buku ini diterjemahin ke bahasa Indonesia, tidak menghilangkan kesan dan kebiasaan-kebiasaan orang Malaysia terutama di daerah Sabah-nya dan ternyata di daerah Sabah juga heboh dengan seorang pengait (di daerah aku juga ada kejadian yang seperti Pengait ini, tapi itu dulu sih. Semoga sekarang tidak ada lagi #infopenting).  Aku bahkan ngebayangin kisah Dahlia ini dengan posisi aku seperti sedang membaca buku Malaysia-nya langsung, dan aku rasanya sangat mudah untuk berbaur didalam kisahnya.

Diceritakan dari sudut pandang orang ketiga membuat kita sebagai pembaca bisa memahami dengan mudah bagaimana dendam yang dirasakan oleh Dahlia terhadap geng Queen terutama, dan ketakutan-ketakutan yang di alami oleh setiap tokohnya bisa terasa alami buat aku, apalagi rasa penasaran sekaligus takut yang bersamaan terhadap kemunculan-kemunculan makhluk tak kasat mata. Untuk alur dan twist-nya memang benar-benar luar biasa. Dari awal hingga lembaran akhir walaupun ada rasa takut tetap saja tidak akan membuatku berhenti baca, malah semakin membuatku penasaran bagaimana kisah akhirnya. Karena banyaknya twist yang sulit ditebak dan bahkan sangat-sangat diluar tebakanku sama sekali.

Untuk karakter tokohnya, tidak ada yang special sih menurutku. Semua sama saja. Semua punya bagian dan perannya masing-masing. Hanya saja, ada satu yang masih menggantung (atau mungkin akan dilanjutkan di buku Asrama-2 nya, ntahlah). Sosok Adam yang pada awal kemunculannya aku sudak berharap lebih kepada sosok laki-laki ini dan sosok Azhar temannya Adam. Kemunculan mereka sedikit memberi warna cerah di antara kegelapan di dalam novel ini, namun sayangnya, kemunculan mereka hanya sesaat. Dan aku harus menelan kekecewaan, karena penulis tidak meng-eksplor sosoknya. Tiba-tiba muncul dan tiba-tiba saja menghilang begitu saja tanpa kabar lagi (menggantung).

Ada satu hal yang membuat novel horror ini berbeda dengan novel horror pada umumnya. Yaitu pesan moral yang diselipkan di antara ketakutan dan dendam adalah tidak bolehnya kita untuk melakukan hal-hal yang berbau syirik, seperti merapal mantra-mantra, meletakkan jimat di salah satu anggota tubuh kita, karena itu semua walaupun ‘yang katanya’ demi kebaikan tetap saja tidak boleh dan tetap dikatakan syirik. Aku suka bagian ini, disaat Ust. Hamid dan murid-muridnya sedang melakukan sesi Tanya jawab dan cara ustad menjawab pun tidak menjudge orang-orang yang melakukannya, tapi beliau mengarahkan dan menjelaskan bagaimana yang seharusnya.

Ah iya, aku suka dengan warnah cover-nya yang berwarna hitam, ditambah dengan satu pohon besar Ara yang sangat mendukung dengan alur ceritanya. menambah kesan misterius sekaligus menyeramkan. Sangat pas dan sesuai dengan aura cerita dan bukunya yang horror (kalau boleh jujur, aku lebih terkesan sama cover versi Indonesia-nya ☺☺☺).

Ending­nya??
Nah, bagian ini, aku campur-aduk rasanya. Speechless lebih tepatnya yang bisa menggambarkan perasaanku di akhir ending ini. Penasaran? Baca sendiri aja deh. Ntar kalau udah baca, jangan lupa sharing ke aku yaa, bagaimana perasaannya kamu setelah menyelesaikan membaca buku Asrama ini.

Overall, novel ini sangat aku rekomendasikan bagi kamu yang sangat menyukai cerita horror yang menebarkan apalagi kalau dibaca di saat malam hari dengan kesunyian malam yang mendukung, pasti akan menambah kesan aura horrornya.

R A T I N G



*rasanya baca novel init tuh seperti ada dorongan aku untuk spoiler (tapi jangan khawatir, aku nggak spoiler kok review-nya). Tapi ahh sudahlah. Inginya aku curhatin semua uneg-uneg dan segala perasaan yang aku rasa setelah baca novel ini.
Yuhuuu.. Siap untuk giveaway-nya??
Sudah baca book review Asrama-nya kan diatas??

Okeyy. Langsung capcuss ke syarat-syarat giveaway yang harus kamu lakukan untuk bisa menambah keberuntunganmu disini yess!
  1. Punya alamat pengiriman di Indonesia
  2. Follow Twitter @penerbitHaru, serta Instagram-nya @penerbitharu 
  3. Share info link blogtour + giveaway #NovelAsrama ini di sosmed kalian (boleh di sosmed apa saja; Twitter, IG, FB dll) dan mention 2 temanmu yang sekiranya tertarik untuk ikutan blogtour ini, sertakan juga hastag #NovelAsrama (wajib).
  4. WAJIB LIKE FANPAGE @penerbitharu. Karena d akhir event blogtour Asrama akan ada GIVEAWAY FINAL di fanpage penerbit pada tanggal 07 Nov 2017 dan syarat untuk bisa ikutan giveaway-nya adalah kalian wajib mengumpulkan semua jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang ada di setiap host blogtour-nya. 
Pertanyaan dari aku adalah:

"Apa sebutan 3 kelompok geng yang terkenal di Asrama Putri?"

Untuk menjawab dan mencari tahu semua pertanyaan dari host blogtour Novel Asrama, kalian bisa langsung klik link blog dari semua host dibawah ini.



1. Pida Alandrian | 28 Oktober

Link Blog: https://pidaalandrian.com/  (KALIAN SEDANG ADA DISINI)



2. Diana Fitri | 30 Oktober

Link Blog: http://www.dipiwarawiri.com/



3. Fuada Nisa | 01 November

Link Blog: http://ulasannisaa.blogspot.co.id/



4. Gea Harovansi | 03 November

Link Blog: http://bugot.wordpress.com/



5. Sapta Resita Putri | 05 November 

Link Blog: https://septandbooks.blogspot.co.id/

Good Luck yaa! 

Related Posts

3 comments

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ikutan giveaway-nya di Fanpage FB Penerbit Haru ya Artha tgl 7 nov.
      Good luck ;)

      Delete

Post a Comment